Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.
Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. Tempurung tersebut mempunyai fungsi yang sebagai pelindung alami dari predator. Sedangkan penutup pada bagian dada dan perut disebut dengan plastron. Terdapat sisik infra marginal, yakni sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper. Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang befungsi sebagai alat kemudi. Penyu mempunyai alat pecernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong dan mengunyah makanan.
Penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Sampai dengan saat ini, diperkirakan ada 7 jenis penyu yg masih bertahan hidup. dimana 6 diantaranya hidup di perairan Indonesia. Keenam jenis penyu tersebut adalah penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu pipih (Natator depressus). Sedangkan jenis penyu yang tidak ada diperairan Indonesia adalah penyu kempi (Lepidochelys kempii) penyu ini banyak ditemukan di Laut Atlantik. Dari keenam jenis penyu di Indonesia ada 2 (dua) jenis penyu yang minim informasi pendaratannya di Indonesia atau dengan kata lain dianggap hanya berada di perairan Indonesia yaitu penyu tempayan dan pipih. Penyu pipih sampai dengan saat ini hanya ditemukan bertelur di benua Australia sehingga sering disebut endemik Australia dan penyebaran serta riwayat hidupnya lebih sempit dibandingkan jenis penyu-penyu lainnya.
Hmmm oke langsung aja Berikut ane paparkan beberapa jenis penyu habitat Indonesia
Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
Memiliki kulit cangkang berwarna gelap dengan bintik-bintik putih yang tidak sekeras penyu lain
Sirip depannya panjang
Ukurannya dapat mencapai hingga 180 cm dan berat 500 kg
Merupakan penyu laut terbesar dan salah satu reptil terbesar yang masih hidup.
Habitat : Perairan tropis hingga kawasan sub kutub
Makanan : ubur-ubur dan cumi-cumi
Populasi : Populasi : Dari wilayah utara Alaska hingga kawasan selatan Tanjung Harapan Afrika.
Mendengar nama penyu belimbing jadi teringat buah belimbing. Apa hubungan, yah? Oh, rupanya bentuk badan si penyu ini memang mirip buah belimbing. Makanya, nama penyu itu diambil dari buah yang rasanya sedikit asam. Kalo nama latinnya, nih, Dermochelys coriacea. Penyu belimbing ini adalah salah satu penyu terbesar di dunia.
Penyu belimbing punya hobi yang unik. Keliling dunia dan menjelajahi samudera! Hewan ini memang suka sekali berpindah-pindah tempat jadi agak sulit mengetahui keberadaannya. Untuk itu di tahun 2003, dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui pergerakan si penyu belimbing. Sebuah alat pun dipasangkan pada punggung penyu belimbing. Dengan begitu, peneliti bisa memantau penyu ini lewat satelit.
Hasil dari penelitian itu mengejutkan! Kini, salah satu penyu berada Pantai Barat Amerika Serikat, tepatnya di Monteray Bay, sekitar 25 km dari Golden Bridge, San Fransisco. Ini berarti, penyu belimbing tersebut telah mengarungi Samudera Pasifik dan menempuh jarak sekitar 96.000 km dari habitat asalnya di Papua dalam jangka waktu lebih dari satu tahun! Ck..ck..ck.
Hewan yang beratnya bisa mencapai 600-900 kg selalu punya kehidupan yang berbeda dari penyu lainnya. Saat baru menetas beratnya kurang dari 200 gram dan penyu kecil tersebut langsung berenang ke laut lepas. Ia baru kembali ke daratan setelah berat badannya mencapai sekitar 600 kg, hanya untuk bertelur! Lama banget, kan?
Hanya penyu betina dewasa yang ’mampir’ kedaratan selama sekitar tiga jam dalam setiap masa bertelur untuk meletakkan 60-120 telurnya, lalu kembali ke laut, dan naik lagi ke daratan untuk bertelur 2-3 tahun kemudian.
Biasanya dari 1.000 telur Penyu Belimbing yang menetas, hanya satu hingga lima ekor yang hidup menjadi dewasa hingga puluhan tahun. Sayang banget! Belum lagi jumlah penyu yang berkurang akibat perburuan liar yang suka menangkap penyu untuk diambil daging, cangkang dan telurnya. Lama-lama keberadaan penyu belimbing pun makin sedikit.
Pencemaran laut juga menjadi sebuah masalah besar. Sampah plastik yang dibuang ke laut menjadi makanan penyu belimbing. Itu karena sampah tersebut mirip dengan ubur-ubur kesukaan hewan itu. Sebagai pemangsa utama ubur-ubur, penyu belimbing menjadi pengatur keseimbangan populasi ubur-ubur di alam dan populasi ubur-ubur pun bertambah.
Jika ubur-ubur bertambah banyak bisa menyebabkan penurunan populasi ikan karena ubur-ubur adalah pemangsa utama larva ikan tersebut. Nah, itulah perlunya pelestarian penyu belimbing.
Rabu, 09 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar