Polisi dan vendor seluler mengatakan, penggunaan handsfree Bluetooth bisa menjadi solusi aman berkendara. Namun, pengamat membantahnya.
Pengamat TI Abimanyu Wachjoewidajat menjelaskan, kemudahan tangan yang tak perlu lagi memegang handset bukanlah masalah utamanya.
Banyak analisa menyatakan, hal ini bukan penyebab utama kecelakaan saat mengendarai kendaraan dengan satu tangan, terlebih pada mobil ber-power steering dan automatic transmission.
Selain itu, peraturan lalu lintas ‘tidak mewajibkan’ memegang kemudi dengan dua tangan. Alhasil, mengemudi dengan satu tangan memegang handset tak ada bedanya dengan mengemudi sambil memegang roti atau kue atau minuman.
“Jadi, letak bahaya jelas bukan pada kemudi kendaraan dengan satu tangan," katanya.
Hal itulah yang mungkin luput atau tidak diketahui polisi, lanjutnya. Bila ada yang menganggap, konsentrasi saat telepon sama dengan saat mengobrol dengan seisi penumpang mobil, “Pendapat ini salah besar”.
Nyatanya, komunikasi dalam mobil tidak bising dan bisa relaks. Secara logika, berbicara dengan orang semobil membutuhkan dua telinga, sehingga komunikasi lebih mudah dicerna.
Sebaliknya, komunikasi lewat telepon hanya memanggunakan satu telinga, telinga lainnya mendengar musik, jalanan dan suara lainya.
“Hal ini jelas mengurangi konsentrasi, terlebih jika ditambah kendala komunikasi berupa gangguan pada jaringan,”
Menurut statistik Google, kecelakaan kendaraan sering terjadi karena pengemudi tak konsentrasi ke jalan. Jadi, selain karena telepon juga karena aktivitas lain, termasuk menonton TV portabel di mobil yang kini mulai marak dan sibuk dengan gadget (walau tak dipakai telepon).
Berhati-hatilah.
0 komentar:
Posting Komentar